PRESS RELEASE:
Canberra Siap Menyambut 48 Peserta
Konferensi International Pelajar Indonesia (KIPI) 2014
Canberra (23/12) – Menjelang penyelenggaraan Konferensi Internasional Pelajar Indonesia (KIPI) pada 7-8 Maret 2014 di Canberra, Australia, Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) pada hari Senin secara resmi mengumumkan 48 peserta yang lolos seleksi dan berhak berpartisipasi pada acara dwi tahunan tersebut.
“Penentuan peserta yang lolos didasarkan pada penilaian terhadap 340 abstrak makalah yang diterima oleh panitia penyelenggara sejak 31 Oktober sampai dengan 30 November 2013,” Ketua Panitia KIPI 2014 dan mahasiswa pascasarjana di Australian National University (ANU) Bramantya Widodo mengatakan.
Dari 48 peserta yang lolos, diantaranya ada yang berasal dari Indonesia, Australia, Inggris, dan India.
Sejak diselenggarakan pertama kali di Sydney pada 2007, KIPI menjadi salah satu perhelatan ilmiah penting yang menarik minat pelajar Indonesia dari berbagai belahan dunia. Bertindak sebagai tuan rumah penyelenggaraan KIPI 2014 adalah PPIA Cabang Australian Capital Territory (ACT), negara bagian dimana ANU dan University of Canberra berada.
Mengangkat tema “Beyond MDGs: Reinforcing Indonesia’s Potential towards Realizing Future Global Development Agenda”, KIPI 2014 berupaya menghimpun ide-ide konstruktif dari seluruh pelajar Indonesia dengan membagi konferensi ke dalam empat sub-topik pilihan: economics and sustainable development; politics, culture and sociology; health, education andpublic services; dan science and technology.
Tema tersebut, menurut Bramantya, dipilih karena selepas tahun 2015 dunia akan menghadapi tantangan global yang baru setelah target pembangunan millennium (millennium development goals/MDGs) digantikan oleh target pembangunan berkelanjutan (suistanable development goals/SDGs). Selain mempresentasikan hasil penelitian mereka, para peserta KIPI juga akan berkumpul untuk merumuskan rekomendasi-rekomendasi untuk pemerintah Republik Indonesia dan berbagai institusi terkait.
“Indonesia sebagai salah satu pencetus SDGs tentunya juga harus dapat menghadirkan solusi-solusi yang lebih konstruktif untuk menyukseskan SDGs,” Bramantya mengatakan, sekaligus menerangkan bahwa proses seleksi peserta konferensi dilakukan oleh empat tim pakar yang berdomisili di Australia.
Dr. Beben Benyamin, salah satu anggota tim pakar yang menyeleksi abstrak makalah peserta di bidang science and techology, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap karya-karya yang diseleksinya.
“Topik-topik yang disajikan dari abstrak sangat bervariasi, terutama menyangkut ide-ide pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif untuk melengkapi kebutuhan energi di Indonesia mulai dari pemanfaatan biogas sampai geothermal,” kata Beben, yang juga pakar genetika dari Queensland Institute of Medical Research.
Daftar lengkap ke-48 peserta KIPI 2014 dapat dilihat di http://ppi-australia.org/wp-content/uploads/2013/12/KIPI-2014-Abstract-RESULTS-v02-FINAL-1.pdf
Berdiri sejak tahun 1981, PPIA adalah salah satu organisasi mahasiswa Indonesia terbesar di luar negeri. Berdasarkan data resmi per Desember 2012, Kedutaan Besar RI di Canberra mencatat terdapat 17.514 pelajar asal Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Australia. Lebih dari 80 persen pelajar Indonesia di Australia belajar di sekolah atau perguruan tinggi di negara bagian New South Wales, Victoria, dan Western Australia.
—
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Ketua Panitia KIPI 2014 Sdr. Bramantya Widodo (+61 406 174 432 atau bramantya.widodo@gmail.com) atau Ketua Umum PPIA Cabang ACT Sdr. Pandu Utama Manggala (+61 451 972 509 atau pandu.manggala@anu.edu.au).
Comments